Oleh. Anchasinyo
Angin malam kembali belai sukmaku yang kesepian
Hantarkan khayalku mencari tempat berlabuhnya
Dari balik awan Dewi malam menertawakanku
Dan Si Bintang seakan memperolok diriku.
Jiwaku memberontak tak mau terima kenyataan
karena aku tidak seperti mereka.
Hatiku meraung dan meratap sedih
Karena Aku telah kehilangan.
Aku, aku dan aku kini tak tahu.
Apa makna dari semua ini.
Beribu tanya yang terjawab kian sesakkan dada ini
Lahirkan sebuah sesal yang tak berujung.
Angin malam selimuti lelapku
Hantarkan mimpiku ke dunia yang tak kukenali.
Diseberang titian mereka menyapaku dengan ramah
Dan jiwa tak berwujud seakan memeluku.
Aku merasa tenang dalam dekapannya
Aku merasa damai bersama mereka
Dengan suara lembut namun pasti mereka berbisik
"Jangan Hukum dirimu dengan Penyesalan"
Angin malam kembali belai sukmaku yang kesepian
Hantarkan khayalku mencari tempat berlabuhnya
Dari balik awan Dewi malam menertawakanku
Dan Si Bintang seakan memperolok diriku.
Jiwaku memberontak tak mau terima kenyataan
karena aku tidak seperti mereka.
Hatiku meraung dan meratap sedih
Karena Aku telah kehilangan.
Aku, aku dan aku kini tak tahu.
Apa makna dari semua ini.
Beribu tanya yang terjawab kian sesakkan dada ini
Lahirkan sebuah sesal yang tak berujung.
Angin malam selimuti lelapku
Hantarkan mimpiku ke dunia yang tak kukenali.
Diseberang titian mereka menyapaku dengan ramah
Dan jiwa tak berwujud seakan memeluku.
Aku merasa tenang dalam dekapannya
Aku merasa damai bersama mereka
Dengan suara lembut namun pasti mereka berbisik
"Jangan Hukum dirimu dengan Penyesalan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar