Pemahaman Konseptual
Rusliansyah
NIM. 90110301
Pemahaman Konseptual. merupakan salah satu dari lima
kemahiran matematika yang harus dimiliki seorang siswa untuk dapat dikatakan
bisa bermatematika. Lalu perlu ditanyakan “apa
artinya bisa bermatematika?”. Secara
sederhana seseorang siswa dikatakan bisa bermatematika, jika siswa tersebut
mahir dalam matematika (Mathematic Proficient)..
Banyaknya persepsi tentang matematika, melahirkan
pertanyaan “Apakah Matematika itu?”
Hal ini tentunya berkaitan dengan persepsi kita tentang matematika apa yang di
ajarkan di sekolah. Jika kita memandang matematika sebagai ilmu, tentunya
sangat sulit untuk mengajarkannya di sekolah karena kita sebagai pengajar perlu
memahami kaidah dan metodologi keilmuan. Salah satu pendekatan yang sering
digunakan untuk mengajar matematika adalah pendekatan “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan”
atau sering disebut pendekatan “PAIKEM”. Pendekatan ini menunjukkan bahwa matematika
yang diajarkan disekolah sesungguhnya adalah “Kegiatan Bermatematika”, sehingga hasil yang diharapkan adalah
dapat melakukan matematika (Doing Mathematic)
Pemahaman konseptual (Conseptual Understanding)
jelas tidak sama dengan memahami suatu konsep (Understanding Of Consepts).
Pemahaman Konseptual mengacu pada pengintegrasian dan fungsional memahami
ide-ide matematika, yang mengarahkan siswa membuat kaitan atau hubungan antara konsep-konsep
matematika yang telah mereka ketahui sebelumnya untuk mempelajari konsep matematika
yang baru. Sedangkan memahami suatu konsep hanya terfokus pada satu konsep
penguasaan satu konsep tertentu saja.
Sebagai contoh, ketika siswa menyelesaikan ,
mereka harus membuat kaitan antara konsep perkalian dan penjumlahan bilangan
bulat dengan konsep pecahan. Sesungguhnya banyak pendekatan untuk mengajarkan
konsep pecaha tersebut. Diantaranya bisa menggunakan visualisasi berupa gambar
sebuah kotak yang dibagi menjadi bagian dan bagian lalu dijumlahkan, Pendekatan melipat
kertas, pendekatan menyamakan penyebut atau bahkan dengan membawa siswa ke
masalah sehari-hari. Misalnya kita bertanya “Berapa setengah Kilogram Jengkol
ditambah Sepertiga Kilogram Jengkol?”. Siswa yang sehari-harinya akrab dengan
dunia pasar, tentunya dengan cepat akan menjawab Kilogram. Lalu kita menjelas bahwa “Setengah , dan Sepertiga ”.
Sehingga mereka dapat menarik kesimpulan bahwa .
Contoh lain, ketika mendefinisikan bilangan genap. Guru bisa
saja memberikan definisi secara langsung, lalu memberikan pertanyaan-pertanyaan
menantang yang berkaitan dengan contoh dan bukan contoh bilangan genap. Lalu
siswa diberi kesempatan untuk menduga atau berdiskusi untuk memperoleh
jawabannya. Atau Siswa membangun definisi sendiri melalui pengetahuannya
tentang bilangan bulat yang habis dibagi dengan 2.
Dari contoh di atas menunjukkan bahwa dalam
penguasaan pemahaman konseptual sangat dibutuhkan kemampuan untuk
berkomunikasi. Komunikasi disini tentunya sangat berkaitan dengan konteks yang
sedang dibicarakan. Pemahaman konsep seperti mengorganisasi buku-buku
diperpustakaan berdasarkan kalsifikasinya dan buku yang baru berperan sebagai
konsep yang baru yang harus disusun.
Pemahaman konseptual sangat penting untuk dimiliki
oleh seorang siswa. Karena kentungan membangun pemahaman konseptual adalah
mendukung daya ingat. Namun lebih dari itu seorang guru harus lebih dahulu
menguasai pemahaman konseptual pada disiplin ilmunya. Karena kebanyakan guru
mempunyai “kemampuan trik” sendiri dalam mengajar. Akan tetapi guru yang cermat
selalu mencari ide dan teknik baru untuk diterapkan di dalam kelas.
Oleh karena itu gagasan yang mungkin perlu tindak
lanjut adalah sebagai seorang guru, kita harus berusaha keras untuk
menyempurnakan keterampilan kita dalam seni mengajar untuk membekali siswa kita
dengan matematika yang sesuai. Karena keterampilan seni mengajar penting,
khususnya bila kita berusaha memotivasi siswa. Selain itu, sebagai seorang guru
kita juga harus memperkaya wawasan kita dengan berbagai metode pembelajaran.
Hal ini bertujuan agar kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tidaklah
membosanka. Akhirnya dapat dikatakan bahwa seorang guru berkewajiban
memfasilitasi berkembangnya kemahiran matematika pada diri siswa yang
diajarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar