By. Anchasinyo
Mencoba mengais sisa-sisa kenangan terindah
Diantara berjuta kisah yang telah terukir dalam hidupnya.
Terkadang senyum tipis hiasi bibir mungilnya
Dan tak jarang bening air mata membasahi pipinya


Dia adalah Sang Rembulan
Kini Dia enggan untuk pancarkan sinarnya
Karena semua harapnya tak terbalaskan
Hanya kekecewaan yang hiasi harinya kini


Dia adalah Sang Rembulan
Kini Dia enggan untuk pancarkan sinarnya
Karena hidupnya terbelenggu dalam kenyataan yang jauh dari harapan
Hanya impiannya yang membuatnya bertahan


Dia duduk lesu di peraduannya
Sinarnya redup oleh air mata yang membasahi pipinya
Akankah malam kan tetap indah
Ketika Rembulan tak lagi bersinar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar