Jumat, 30 September 2011

Conseptual Understanding


Pemahaman Konseptual
Rusliansyah
NIM. 90110301

Pemahaman Konseptual. merupakan salah satu dari lima kemahiran matematika yang harus dimiliki seorang siswa untuk dapat dikatakan bisa bermatematika. Lalu perlu ditanyakan “apa artinya bisa bermatematika?”. Secara sederhana seseorang siswa dikatakan bisa bermatematika, jika siswa tersebut mahir dalam matematika (Mathematic Proficient)..
Banyaknya persepsi tentang matematika, melahirkan pertanyaan “Apakah Matematika itu?” Hal ini tentunya berkaitan dengan persepsi kita tentang matematika apa yang di ajarkan di sekolah. Jika kita memandang matematika sebagai ilmu, tentunya sangat sulit untuk mengajarkannya di sekolah karena kita sebagai pengajar perlu memahami kaidah dan metodologi keilmuan. Salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk mengajar matematika adalah pendekatan “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan” atau sering disebut pendekatan “PAIKEM”.  Pendekatan ini menunjukkan bahwa matematika yang diajarkan disekolah sesungguhnya adalah “Kegiatan Bermatematika”, sehingga hasil yang diharapkan adalah dapat melakukan matematika (Doing Mathematic)
Pemahaman konseptual (Conseptual Understanding) jelas tidak sama dengan memahami suatu konsep (Understanding Of Consepts). Pemahaman Konseptual mengacu pada pengintegrasian dan fungsional memahami ide-ide matematika, yang mengarahkan siswa membuat kaitan atau hubungan antara konsep-konsep matematika yang telah mereka ketahui sebelumnya untuk mempelajari konsep matematika yang baru. Sedangkan memahami suatu konsep hanya terfokus pada satu konsep penguasaan satu konsep tertentu saja.
Sebagai contoh, ketika siswa menyelesaikan , mereka harus membuat kaitan antara konsep perkalian dan penjumlahan bilangan bulat dengan konsep pecahan. Sesungguhnya banyak pendekatan untuk mengajarkan konsep pecaha tersebut. Diantaranya bisa menggunakan visualisasi berupa gambar sebuah kotak yang dibagi menjadi   bagian dan  bagian lalu dijumlahkan, Pendekatan melipat kertas, pendekatan menyamakan penyebut atau bahkan dengan membawa siswa ke masalah sehari-hari. Misalnya kita bertanya “Berapa setengah Kilogram Jengkol ditambah Sepertiga Kilogram Jengkol?”. Siswa yang sehari-harinya akrab dengan dunia pasar, tentunya dengan cepat akan menjawab  Kilogram. Lalu kita menjelas bahwa “Setengah  , dan Sepertiga ”. Sehingga mereka dapat menarik kesimpulan bahwa .
Contoh lain, ketika mendefinisikan bilangan genap. Guru bisa saja memberikan definisi secara langsung, lalu memberikan pertanyaan-pertanyaan menantang yang berkaitan dengan contoh dan bukan contoh bilangan genap. Lalu siswa diberi kesempatan untuk menduga atau berdiskusi untuk memperoleh jawabannya. Atau Siswa membangun definisi sendiri melalui pengetahuannya tentang bilangan bulat yang habis dibagi dengan 2.
Dari contoh di atas menunjukkan bahwa dalam penguasaan pemahaman konseptual sangat dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi. Komunikasi disini tentunya sangat berkaitan dengan konteks yang sedang dibicarakan. Pemahaman konsep seperti mengorganisasi buku-buku diperpustakaan berdasarkan kalsifikasinya dan buku yang baru berperan sebagai konsep yang baru yang harus disusun.
Pemahaman konseptual sangat penting untuk dimiliki oleh seorang siswa. Karena kentungan membangun pemahaman konseptual adalah mendukung daya ingat. Namun lebih dari itu seorang guru harus lebih dahulu menguasai pemahaman konseptual pada disiplin ilmunya. Karena kebanyakan guru mempunyai “kemampuan trik” sendiri dalam mengajar. Akan tetapi guru yang cermat selalu mencari ide dan teknik baru untuk diterapkan di dalam kelas.
Oleh karena itu gagasan yang mungkin perlu tindak lanjut adalah sebagai seorang guru, kita harus berusaha keras untuk menyempurnakan keterampilan kita dalam seni mengajar untuk membekali siswa kita dengan matematika yang sesuai. Karena keterampilan seni mengajar penting, khususnya bila kita berusaha memotivasi siswa. Selain itu, sebagai seorang guru kita juga harus memperkaya wawasan kita dengan berbagai metode pembelajaran. Hal ini bertujuan agar kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tidaklah membosanka. Akhirnya dapat dikatakan bahwa seorang guru berkewajiban memfasilitasi berkembangnya kemahiran matematika pada diri siswa yang diajarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini