Jumat, 12 Oktober 2012

Anak Sang Rembulan

 anchasinyo

Di sudut malam Dia termenung
Layangkan nanar diantara bintang
Mencoba maknai hidup yang dijalaninya
Namun Awan kelabu seakan mencacinya

Di sudut malam Dia terdiam
Mainkan khayal di atas tanah lapang
Mencoba merangkai mimpi yang di inginkan
Namun serangga malam seakan menertawainya

Di sudut malam Dia berbisik
Layangkan tanya pada rerumputan
Mencoba untuk mengenal dirinya sendiri
Namun belaian angin seakan menggodanya

Di sudut malam Dia tersadar
Sang rembulan terus menemaninya
Bagai seorang ayah yang mengasihi anaknya
kala anaknya dalam kesedihan

Akhirnya Di sudut malam Dia menangis
Sesali nasib yang di alaminya
Terlahir kedunia tanpa seorang ayah
karena ibunya seorang Kupu-kupu malam

Kini Dia sadar bahwa Dia adalah anak sang Rembulan
Terlahir ke dunia bukan karena Cinta
Kini Dia sadar bahwa dia adalah anak sang Rembulan
Hidup dibawah bayang-bayang Nafsu duniawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini